Tongkat Pusaka Pangeran
Diponegoro berbentuk setengah lingkaran atau Cakra, yang disimpan selama 183
tahun oleh keluarga Baud di Belanda telah dikembalikan. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mewakil pemerintah Indonesia menerima
secara langsung Pusaka Pangeran Diponegoro dari Keluarga Baud. Penyerahan
tersebut dilakukan pada acara pembukaan pameran lukisan “Aku Diponegoro”.
“Saya bersyukur, bangga, dan terharu, serta tidak menyangka bisa mewakili bangsa menerima kembali tongkat pusaka Pangeran Diponegoro,”demikian disampaikan Mendikbud saat menerima secara resmi Pusaka Pangeran Diponegoro, di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (05/02/2015). Tongkat pusaka Pangeran Diponegoro saat ini diletakan dan diperlihatkan dalam pameran lukisan “Aku Diponegoro”, yang akan berlangsung mulai dari 6 Februari s.d. 8 Maret 2015.
“Saya bersyukur, bangga, dan terharu, serta tidak menyangka bisa mewakili bangsa menerima kembali tongkat pusaka Pangeran Diponegoro,”demikian disampaikan Mendikbud saat menerima secara resmi Pusaka Pangeran Diponegoro, di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (05/02/2015). Tongkat pusaka Pangeran Diponegoro saat ini diletakan dan diperlihatkan dalam pameran lukisan “Aku Diponegoro”, yang akan berlangsung mulai dari 6 Februari s.d. 8 Maret 2015.
Mendikbud mengatakan,
seluruh masyarakat Indonesia harus bangga dan bersyukur dengan kembalinya
tongkat pusaka Pangeran Diponegoro. Hal ini menjadi kesempatan anak-anak muda
untuk bisa lebih mengapresiasi perjuangan dari Pangeran Diponegoro. “Kejadian
ini mungkin seperti acara biasa saja, tetapi kedepan kita akan melihat ini
menjadi sesuatu yang bersejarah, dan Indonesia harus bangga,” ucap Mendikbud.
Cerita singkat disampaikan
keluarga Baud tentang keberadaan Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro selama di
Belanda. Sebagai ahli waris Jean Chretien Baud, menyerahkan tongkat Kanjeng
Kyai Tjokro (Cakra) yang pernah dimiliki oleh Pangeran Diponegoro. Tongkat ini
diberikan kepada leluhur Baud pada tahun 1834. Tongkat Pusaka tersebut diterima
leluhur Baud ketika itu sebagai hadiah dalam sebuah periode yang bergejolak
akibat adanya persaingan politik dan hubungan kekuasaan kolonial.
Dengan berjalannya waktu dan
generasi silih berganti, sejak ayahanda Jean meninggal dunia pada tahun 2012,
tongkat tersebut di simpan di rumah saudara perempuan bernama Erica. Pada bulan
Agustus 2013, pihak keluarga dihubungi oleh Harm Steven dari Rikjsmuseum yang
menyampaikan tentang asal usul tongkat itu. Kemudian tahap terakhir dimulai,
tongkat tersebut diperiksa oleh sejumlah ahli yang memastikan asal usul tongkat
yang pernah dimiliki oleh Pangeran Diponegoro.
Sebagai ahli waris dalam
berbagai era sejarah, pihak keluarga sadar betapa pentingnya penemuan ini dan
tanggung jawab untuk merawat tongkat pusaka tersebut. Pihak keluarga telah
membahas makna dan konteks pemberian tongkat pusaka tersebut dari leluhur.
Keputusan untuk memberikan tongkat pusaka itu kembali kepada Bangsa Indonesia
muncul. Keputusuan itu diambil, dan pameran yang didedikasikan kepada kehidupan
dan karya Pangeran Diponegoro menjadi saat yang tepat untuk menyerahkan kembali
tongkat pusaka Pangeran Diponegoro kepada Bangsa Indonesia.
Pihak keluarga berharap
bahwa penyerahan tongkat pusaka Pangeran Diponegoro menjadi momentum yang
penting secara simbolis dalam memasuki era baru yang diisi dengan saling
menghormati, persahabatan, dan kebersamaan.
Sumber: http://www.kemdikbud.go.id/
loading...
Post a Comment for "TONGKAT PUSAKA PANGERAN DIPONEGORO "